Bisnis Kuliner Menjanjikan 2025

Bisnis Kuliner Menjanjikan 2025

Bisnis kuliner termasuk bisnis yang memiliki proses panjang dalam mata rantai operasionalnya. Bisnis kuliner menggabungkan antara produksi dan hospitality/pelayanan dalam satu line service. Lalu apa saja bisnis kuliner menjanjikan 2025?

Kebanyakan bisnis lainnya hanya fokus pada salah satu line service saja, kalau tidak produksi maka hospitality. Tidak dengan kuliner yang keduanya menjadi satu kesatuan bisnis sehingga menciptakan proses bisnis yang panjang dan rigit.

Dimulai dari belanja bahan baku, lalu mengolahnya menjadi seporsi makanan atau minuman, lalu menjadikannya layak untuk dimakan saat itu juga. Tidak cukup sampai disitu, saat menyajikannya kepada customer juga banyak standar operasi yang harus dilakukan demi menjaga kenyamanan dan kepuasan customer saat menikmati hidangan yang disajikan.

Lalu bisnis kuliner apa yang menjanjikan di tahun 2025? Apakah bisnis kuliner menjanjikan 2025? pelajari dahulu cara menganalisa data yang berkaitan dengan bisnis kuliner berikut ini.

Dalam dunia kuliner dibutuhkan alat analisis yang lebih kompleks ketimbang model bisnis lainnya. Alat analisi sebuah bisnis disusun untuk membuat sebuah kesimpulan analisis yang tepat, analisis yang tepat dibutuhkan untuk mengeluarkan kebijakan yang tepat guna.

Bicara tentang jasa konsultan bisnis terbaik di Indonesia

Alat analisis bisa berupa sekumpulan data yang muncul di tengah-tengah berlangsungnya operasional bisnis. Data sendiri adalah sekumpulan angka, huruf, simbol yang ketika disusun dapat menghasilkan sebuah informasi yang berguna bagi bisnis.

Misalnya saat belanja beras seharga 100.000, maka ini adalah data harga beras. Contoh lain ketika menu mie ayam lebih laku daripada bakso dan soto, maka ini adalah data bahwa mie ayam adalah menu favorit, dan seterusnya.

Data adalah fakta mentah yang jika diolah dengan benar bisa menjadi informasi berharga, maka keahlian mengolah data sangat menentukan kemampuan seseorang untuk membuat keputusan yang efektif, dan efisien.

Berdasarkan cara penyusunannya, data terbagi menjadi empat: Data Nominal, Data Ordinal, Data Interval, dan Data Rasio.

Bisnis Kuliner Dalam Data Nominal

Data Nominal adalah data yang disusun untuk memisahkan sesuatu dengan sesuatu yang lain berdasarkan kategorinya. Penyusunan data nominal merupakan penyusunan data paling sederhana, karena hanya memisahkan data yang berbeda.

Contoh penyusunan data nominal paling sederhana di dunia kuliner adalah pemisahan antara menu makanan dan menu minuman. Lebih rinci lagi pemisahan antara makanan pedas, makanan tidak pedas, minuman panas, minuman dingin.

Jika ingin dikaitkan dengan manajemen keuangan, penyusunan data nominal bisa dilakukan untuk memisahkan antara omset, hpp, gross profit, cost, dan net profit.

Dalam penyusunan  data nominal, tidak ada peringkat antara data satu dengan data lainnya. Tidak ada penilaian data satu lebih baik daripada data lainnya. Tidak mungkin kita menyatakan bahwa es the lebih baik daripada mie ayam, atau omset lebih baik daripada hpp. Tujuan dari penyusunan data nominal hanyalah satu, yaitu kategorisasi data.

Bisnis Kuliner Dalam Data Ordinal

Sama seperti data nominal yang disusun untuk mengkategorikan data, namun data ordinal memiliki peringkat yang dimana peringkat atasnya lebih dari peringkat bawahnya.

Data ordinal adalah data yang disusun untuk mengkatogerikan sesuatu yang bertingkat atau berlevel, dari tingkatan terendah hingga tingkatan tertinggi.

Contohnya adalah warung mie ayam yang menyediakan 3 varian mie, yaitu mie ayam original, mie ayam bakso, mie ayam katsu. Dari ketiga menu tersebut disediakan juga level pedas dari level 1, level 2, level 3, level 4, hingga level 5.

Data nominal pada kasus diatas adalah varian mie ayam yang memiliki tiga varian toping dan rasa, sedangkan data ordinal pada kasus diatas adalah level pedas dari masing-masing varian, dari level 1 hingga level 5.

Penyusunan data secara nominal dan ordinal sama-sama memiliki tujuan mengkategorikan data, maka keduanya disebut data katergorik. Perbedaan nantara keduanya adalah data nominal tidak bertingkat, sedangkan ordinal bertingkat.

Bisnis Kuliner Dalam Data Interval

Berbeda dari kedua data sebelumnya, data interval bukanlah data kategorik yang mengkategorikan sesuatu, melainkan data numerik yang fungsinya adalah menghitung sesuatu.

Interval adalah penyusunan data yang menggunakan angka-angka namun tidak menjadikan nol sebagai ketiadaan mutlak.

Pada umumnya angka nol berarti ketiadaan, dimana jika sesuatu mencapai angka nol maka ia berarti tiak ada atau habis. Hal ini tidak berlaku pada data interval.

Data interval masih mengakui keberadaan sesuatu saat berada di angka nol, bahkan keberadaan sesuatu dibawah angka nol, darinya muncul angka minus.

Penyusunan data interval pada dunia bisnis kuliner, atau pada bisnis pada umumnya adalah pada perhitungan laba rugi atau alur kas keuangan.

Saat pengeluaran harian lebih besar daripada pendapatan harian misalnya, maka dalam laporan laba rugi akan tertulis minus. Nilai minus pada laporan laba rugi bukan berarti bisnis tutup bangkrut atau berhenti beroperasi.

Laporan keuangan minus bisa disebabkan karena stok bahan baku di gudang benar-benar habis sehingga harus belanja stok dalam jumlah yang besar, artinya uang yang ada dirubah menjadi stok bahan baku.

Bisnis Kuliner Dalam Data Rasio

Data rasio sama seperti data interval tapi ada perbedaan antara keduanya. Data rasio juga merupakan data numerik seperti data interval. Sama sama digunakan untuk menghitung sesuatu, namun data rasio menjadikan angka nol sebagai angka ketiadaan mutlak.

Dalam penyusunan data rasio, saat sesuatu mencapai angka nol maka saat itu ia berarti hilang atau habis atau tiada.

Saat rumah makan tidak dikunjungi oleh satupun customer, maka saat itu rumah makan tersebut dinyatakan nol kunjungan, tidak bisa dikatakan minus kunjungan.

Saat bahan baku mie pada warung mie ayam ludes habis terjual maka saat itu menu mie ayam dinyatakan habis atau tiada, tidak bisa diakui ada wujudnya atau minus wujudnya.

Data Interval dan Data Rasio bukan lagi data yang digunakan untuk kategorisasi, melainkan langsung dilakukan operasi matematika didalamnya.

Adapun aplikasi nyata dari penggunaan keempat data ini dalam kegiatan bisnis sehari hari akan kita ulas pada artikel selanjutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *